Sunday, May 8, 2011

Motor Balap Honda RC212V : Misteri Transmisi Pelecut Prestasi

Motor Balap Honda RC212V : Misteri Transmisi Pelecut Prestasi

16032011motorblaplead Motor Balap Honda RC212V : Misteri Transmisi Pelecut Prestasi

Setelah mendominasi sesi awal dan ke dua pada latihan resmi motoGP di Sepang, Malaysia, muncul rumor bahwa motor balap RC212V milik tim Repsol Honda menggunakan sistem dual clutch transmission (DCT). Rumor tersebut tentunya menarik perhatian, pasalnya regulasi melarang penggunaan DCT.
Hal tersebut tentu langsung mendapat bantahan dari pihak HRC (Honda Racing Corporation). Menurut vice president HRC Shuhei Nakamoto, tentunya HRC enggak menggunakan hal-hal yang dilarang di MotoGP.
Munculnya rumor penggunaan DCT, tentu juga membuat penasaran berbagai kalangan. Sebenarnya apa sih DCT dan bagaimana bisa mempengaruhi performa motor yang menggunakannya?.
 ”DCT merupakan teknologi yang menerapkan 2 kopling dalam 1 girboks dan di motor pertama kali diterapkan pada Honda VFR1200F. Tujuannya untuk mendapatkan kenyamanan dan peningkatan performa dari motor yang menggunakan DCT,” jelas Sarwono Edhi, technical service training manager PT Astra Honda Motor (AHM).  16032011motorblaplead2 Motor Balap Honda RC212V : Misteri Transmisi Pelecut Prestasi
DCT tak bikin mesin ngedrop saat perpindahan gigi, IGS dibuat dan di kembangkan hanya dengan single clutch
Masing-masing kopling dalam sistem DCT, mengawal gir yang berbeda. Kopling 1, digunakan untuk gigi 1 (start-up), 3 dan 5 dan kopling yang kedua fungsinya untuk mengawal gigi 2, 4 dan 6. Dengan 2 kopling tersebut, membuat perpindahan gigi jadi lebih halus.
Hal itu karena saat mesin berada diposisi gigi 1, kopling nomor 1 menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Di saat yang bersamaan gir nomor 2 juga ikutan bergerak, siap siaga untuk menjadi penyalur tenaga berikutnya. Namun saat posisi ini terjadi, belum terhubung ke countershaft (gigi penghubung girboks ke final gear).
Begitu pengendara pindah gigi ke-2, baru kopling kedua akan langsung menghubungkan tenaga lewat gigi dua ke countershaft. Hal yang sama juga terjadi saat perpindahan gigi ke 3, 4, 5 dan 6. Sistem yang sama juga berlaku saat melakukan penurunan posisi gigi.
Pengaplikasian teknologi DCT ini, juga bisa membuat putaran mesin enggak turun drastis saat melakukan perpidahan gigi. Itu akibat dari adanya pergerakan gigi berikutnya yang dalam kondisi siap sebagai penyalur tenaga.
Dengan perpindahan gigi yang jadi lebih lembut, cepat dan  enggak bikin putaran mesin jadi ngedrop banyak, membuat performa mesin motor yang menggunakan DCT tetap bisa dijaga dalam kondisi siap gas pol. Teknologi terapan pada VFR1200F ini yang diisukan masuk pada paket mesin balap Honda RC212V.
Dalam kondisi penerapan teknologi di MotoGP yang bisa dibilang sudah merata, tentu semua tim putar otak untuk bisa bikin motor mereka jadi yang tercepat. Nah, dengan mengaplikasi DCT di RC212V bisa jadi senjata ampuh HRC untuk mengantarkan pembalapnya buat jadi jawara musim ini.
Dipastikannya DCT sebagai illegal part di MotoGP, sudah barang tentu membuat HRC enggak mau melanggar aturan yang sudah dibuat. Namun Shuhei Nakamoto enggak menampik bahwa tim Repsol Honda menggunakan teknologi baru yang memungkinkan RC212V bisa melakukan perpindahan gigi yang prosesnya lebih lembut dan cepat.
Penggunaan teknologi baru pada girboks RC212V, juga dipertegas oleh pengakuan Casey Stoner setelah melakukan tes di sirkuit Losail, Qatar (14/3). Menurutnya pengembangan pada girboks RC212V, membuat perbedaan setiap melakukan perpindahan gigi.
“Saat keluar tikungan dan harus oper gigi, di situ terasa perpindahannya lebih halus. Selain itu proses perpindahan gigi, tidak membuat tenaga RC212V berkurang terlalu banyak,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan rekan satu tim Stoner, Andrea Dovizioso. Menurutnya saat menikung plus melakukan penggantian gigi, kondisi motor enggak terganggu dan tetap stabil.
Dibilang pakai DCT, tapi hal itu dibantah oleh HRC. Tapi dari pengakuan Stoner dan Dovi setelah melakukan pengetesan, mengidikasikan RC212V memakai DCT. Sebenarnya ada apa di girboks RC212V?.
Dari beberapa referensi yang didapat otosport.co.id, bisa jadi memang RC212V enggak pakai DCT. Ada teknologi anyar di transmisi yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan di Inggris yang jago otak-atik transmisi (Xtrac).
Teknologi tersebut diberi nama Instantaneous Gearchange System (IGS). Dengan menggunakan IGS, girboks secara simultan dapat memilih dan melibatkan 2 roda gigi secara bersamaan. Sementara yang digunakan hanya 1 set gear drive. Hal ini yang membuat enggak hilangnya tenaga saat melakukan perpindahan gigi. Bahkan klaimnya hilangnya tenaga tersebut sampai zero point.
Xtrac yang baru-baru ini bekerjasama dengan tim F1 Lotus, Virgin dan HRT ini, memang mengembangkan IGS untuk menyaingi DCT. IGS juga disebut-sebut bakal menjadi DCT killer.
Meski cara kerja IGS mirip DCT, namun IGS menggunakan  kopling tunggal. Dengan kenyataan ini, tentu penggunaan IGS enggak dilarang di MotoGP. Mungkinkah tim Repsol Honda mendominasi balapan tahun ini dengan teknologi IGS? (otosport.co.id)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...